Mukhadhoroh : Latihan Berpidato Bagi Santri

Muhadharah adalah bentuk konkret pembelajaran Pondok Pesantren Nurul Jadid Duripoku dalam melatih kemampuan orasi dan public speaking para santri. Formatnya sesederhana latihan pidato mingguan, namun teknis pelaksanaannya cukup menantang.

Nama Muhadhoroh sendiri diambil dari bahasa Arab, artinya kuliah atau penyampaian materi atau pidato. Seminggu sekali, para santri berkumpul di satu ruang kelas yang dibentuk khusus untuk latihan bertutur di depan khalayak. Satu kelompok diisi oleh sejumlah santri dari beberapa kelas, dicampur dalam satu forum orasi, dari kelas paling atas, sampai kelas paling bawah.

santri akan di buatkan kelompok yang terdiri dari santri senior, menengah dan Junior.

Mereka berlatih bergantian. Sebelum pentas di depan kelas, santri yang mendapat giliran manggung harus membuat materi pidato, lalu menyerahkannya ke pembimbing untuk diperiksa dari sisi konten maupun bahasa penyampaian. Setelah itu, materi yang sudah disiapkan tadi harus dihafalkan.

Harap maklum, konsep pidato yang diajarkan di sini bukan pidato ala pejabat yang lebih senang membaca teks miliknya atau teks milik atasannya. Tapi ini benar-benar orasi dengan cara menuturkan isi kepala di hadapan banyak orang.

Peserta kegiatan dalam satu ruangan dibagi ke dalam 3 kelompok kecil yang berisi lima sampai tujuh santri sesuai urutan absen ruangan. Walhasil, satu sesi akan diisi dengan pementasan 5-7 orang orator.

tujuan pendidikan Muhadoroh ini dirancang untuk benar-benar melatih mental dan keandalan dalam bertutur kata di depan umum.

Di akhir sesi latihan pidato, para pembimbing akan menyampaikan evaluasi untuk masing-masing pementas. Mulai dari aspek bahasa, pakaian, gerak tubuh, retorika, dan sebagainya. Pokoknya komplit.

Santri senior (Pengurus) mendapat tuga untuk memantau jalannya proses Muhadoroh ini, Guru/pembimbing setiap saat keliling memantau jalannya hajatan pidato di kelas-kelas ini. Jadi bukan hanya peserta yang dilatih, pembimbingnya juga ikut dipantau, diawasi, dan dididik secara paralel.

Kalau Anda mau menikmati suasana saat santri-santri berorasi penuh semangat, mengumandangkan takbir bersahutan, berusaha membakar hadirin dengan retorika berapi-api dan teriakan lantang yang menembus dinding-dinding kelas, datanglah ke Pondok Pesantren Nurul Jadid saat acara ini digelar. ‘Pertunjukan’ berlangsung selama sekitar satu jam, sampai akhirnya para santri berbondong-bondong pulang ke kamar masing-masing.

Puncak dari latihan public speaking adalah lomba pidato yang diadakan saban tahun. Setiap kelompok muhadharah melakukan seleksi di antara para anggotanya. Sekian puluh orator yang terpilih dari masing-masing kelompok tadi akan diseleksi lagi dalam 10 kelompok besar. Pemenang dari 10 kelompok besar inilah yang akan jadi finalis dalam ajang lomba pidato tahunan.

394 views


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *