Menggembirakan orang lain bukan berarti harus memberinya hadiah mahal atau menuruti semua keinginannya, membuat senang hati orang lain itu sifatnya relatif. Seorang anak perempuan yang sedang menangis akan gembira dan menghentikan tangisannya jika diberi boneka. seorang sopir yang mobilnya mogok di jalan akan gembira jika ada orang yang menolong mendorong mobilnya. Seorang yang kehujanan akan gembira jika diberi payung atau mantel yang melindunginya dari hujan. Memahami keadaan seseorang pun bagian dari berbuat baik kepadanya.
Menggembirakan orang lain adalah bagian akhlak yang terpuji. Sepanjang dilakukan dengan cara yang tepat dan tujuan yang baik. Rasulullah SAW. selalu bersikap demikian dengan siapa saja beliau tidak pernah mengecewakan orang lain meski beliau memenuhi undangan seorang budak yang menjamu nya.
Barirah r.a, seorang budak wanita dari Afrika suatu hari mengundang Rasulullah Saw. untuk menikmati sajian yang telah disiapkannya. Ia sengaja menyiapkan hidangan yang istimewa untuk Rasulullah Saw. Meski ia sendiri tidak pernah makan hidangan lezat. Undangan itu dipenuhi oleh Rasulullah saw. sahabat mendatangi jamuan di rumah Barirah.
Kalangan sahabat sempat curiga. Fikirnya, bagaimana mungkin Barirah r.a mampu menyediakan makanan yang lezat dan mahal sementara ia sendiri hanya seorang budak? Sahabat berpikir jika makanan tersebut pasti dari sedekah atau zakat yang diberikan kepada Barirah, sedangkan sedekah tidak boleh diterima oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan keluarganya. “Ya rosulullah, bisa jadi makanan ini hasil zakat atau sedekah dari orang lain, sedangkan engkau tidak boleh memakan zakat dan sedekah, “kata sahabat.
Bariroh r.a yang mendengar ucapan itu kecewa berat. ia tersadar jika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak boleh memakan sesuatu dari sedekah. Namun beliau dengan bijaksana tetap memakan sajian itu. Katanya, “makanan ini memang sedekah untuk barirah dan menjadi milik barirah. Kemudian barirah menghadiahkannya kepadaku. maka aku boleh memakan nya. “Begitu Rasulullah Saw. dalam bersikap. Beliau tidak pernah mengecewakan orang lain, terlebih orang tersebut nyata-nyata berbuat baik kepadanya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah jendral dunia yang sangat dihormati penduduk langit dan bumi. Namun beliau tidak segan menggembirakan orang yang berbuat baik kepadanya meski hanya memenuhi undangan seorang budak.
Kisah di atas patut direnungkan karena kita sering mengecewakan orang lain terlebih jika orang tersebut tidak selevel. Untuk memenuhi undangannya saja kita sering tidak acuh titik sebaliknya kita lebih senang mengembirakan atasan di kantor,pejabat atau mendatangi jamuan kalangan atas.
Sekali lagi, menggembirakan orang lain bukan berarti harus memberinya hadiah istimewa titik tapi memberinya sesuatu yang memang ia butuhkan. jika kita terbiasa menggembirakan hati orang lain, akan ada kepuasan tersendiri sehingga itu akan mengundang kebahagiaan.
*sumber : Bitab 99 Resep Hidup Rasulullah (Abdullah F. Hasan)