Kata ghibah sudah terbiasa didengar dikalangan masyarakat, bisa dikatakan kalau ghibah sudah di anggap sebagai kebudayaan masyarakat,disetiap saat, disetiap waktu, disetiap kegiatan jarang sekali orang tidak melakukan ghibah.Dulu kebanyakan orang melakukan ghibah dengan secara langsung atau bertatap muka,Tapi, di era yang modern ini karna adanya social distanting ghinah sudah dapat dilakukan dengan jarak jauh dengan melalui HP. Sebelum saya melanjutkan lebih dalam lagi. Saya mau bertanya terlebih dahulu.
Menurut para hadirin, apakah ghibah itu?……….Ghibah itu adalah membicaran sesuatu aib (keburukkan orang lain) seseorang atau sesuatu yang tidak disukai kepada orang lain. Misalnya, putri menceritakan aib nya reni kepada sinta, putri bilang kepada sinta “ish masak reni tidak pernah ganti baju selama satu minggu.” Nah, itu adalah salah satu contoh dari mengghibah, dikutib dari kitab sullamut taufiq di bab tentang maksiat, bahwa membicarakan orang atau mengghibah itu termasuk maksiat lisan, sedangkan orang yang mendengar pembicaraan yang di rahasiakan, maka orang yg mendengar tersebut maksiat telinganya.
Rasulullah saw bersabda:
الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ
Artinya, “’Ghibah itu lebih berat dari zina.’” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,’” (HR At-Thabrani).
Hadis diatas sudah jelas apa yang dimaksud,tapi jangan sampai dosa ghibah tersebuta yang mulanya kita tidak penah melakukan hal yang sekeji zina, karna ghibah Allah melimpahkan kepada kita sebagai dosa ahli zina.Nauzubillah min zalik.
Hadirin……..
Sering juga kita liat para kaum hawa apabila sudah berkumpul di suatu tempat, pasti ada yang di bicarakan entah itu tentang si a, si b atau si c.
Tertera dala surah Al-Hujurat ayat 12 juz 26 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“wahai orang orang yang beriman? Jauhilah banyak dari prasangka,sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah mencari cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagain yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah maha penerima taubat,maha penyayang.”
Orang orang yang beriman untuk menjauhi prasangka- prasangka yang buruk, karna prasangka yang brurk bisa membuat kita terjerumus dalam perbuatan dosa dan Allah pula melarang orang orang beriman agar tidak mencari kesalahan orang lain, karna bisa mengakibatkan terjerumus dalam perbuatan menggunjing, dan Allah melarang orang orang beriman untuk menggunjing dikarnakan apabila menggunjing seperti memakan bangkai sesame manusia, oleh karna itu, perbuatan prasangka buruk bisa menimbulkan kita mencari kesalahan orang lain, dan setelah kita menemukan kesalahan maka ia berubah menjadi salah satu modal untuk menggungjing.
Hadirin…….
Maka dari itu, marilah kita takut akan mengghibah sesama kita karna dosa ghibah sangatlah besar, dan Allah sangat keras melarang kita. Jika kita menggubah maka Allah mengumpamakan kita dalam Al-Qur’an sebagai manusia yang memakan daging bangkai sesamanya,marilah kita sama sama jauhi ghibah dengan cara
فَقُلْ خَيْرَاَوْالِيَسْمُتْ
“bicaralah yang baik atau diam”
Bicara yang baik itu berzikir kepada Allah, membaca sholawat, menggunakan lisan untuk mengerjakan pekerjaan yang halal di ucapkan. Contonya membahas pekerjaan bisnis kita atau lain-lain. Dan diam dlam rangka selalu menjaga lisan agar tidak menyebut-menyebut kesalahan orang lain,berbicara kotor dan mencaci maki. Demikan pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kekurangan itu datangnya dari saya,apabila ada kelebihan itu datanganya dari Allah swt saya akhiri dengan ucapan akhirul kalam
An : putri sulandari