Pasti rasanya campur aduk ya, ketika akhirnya memutuskan mengirim anak ke pondok dengan harapan mereka bisa belajar agama lebih mendalam, tetapi di sisi lain ternyata mereka belum betah. Setiap kali telepon, yang terdengar adalah keluhan rindu rumah, rindu makanan Ibu, rindu suasana rumah. Orang tua mana yang nggak galau?
Sebagai orang tua, kita ingin yang terbaik, tapi juga nggak tega kalau mereka merasa berat hati. Pasti ada cara supaya mereka bisa nyaman, tetap merasa didukung, tanpa kesan kita memaksa mereka untuk terus bertahan di pondok. Nah, ini beberapa cara yang mungkin bisa dicoba.
—
1. Komunikasi yang Empatik dan Penuh Dukungan
Gimana kalau setiap kali ngobrol, coba fokus untuk mendengar. Tanyakan dengan santai, “Ada cerita apa seru hari ini di pondok?” Biar mereka merasa didengar dulu, nggak langsung disuruh sabar atau kuat. Kadang, anak cuma butuh kita untuk dengarkan tanpa komentar yang menggurui.
—
2. Pesan atau Surat yang Menguatkan
Bikin anak merasa dinanti dengan kirim pesan pendek atau surat. Bukan sekadar bilang “tetap di sana”, tapi lebih ke ucapan bangga atas usaha mereka, walaupun kecil. Misalnya, “Ayah dan Ibu bangga banget kamu belajar mandiri di pondok. Kami nunggu cerita-cerita serumu ya.” Pesan yang sederhana, tapi bisa membuat hati anak lebih tenang.
—
3. Kunjungan Berkala dengan Momen Khusus
Coba deh, setiap kunjungan ke pondok, ajak mereka duduk santai di taman atau di tempat yang nyaman. Dengarkan semua cerita mereka tanpa terburu-buru. Bawa camilan kesukaan mereka juga biar makin terasa santai. Momen kayak gini bikin mereka merasa bahwa setiap cerita mereka benar-benar dinantikan.
—
4. Hargai Pencapaian Kecil
Kadang hal-hal kecil yang mereka capai di pondok, entah itu hafal doa baru atau aktif di kegiatan, perlu kita apresiasi. Bisa dengan kirim hadiah kecil atau cuma pesan singkat yang bilang, “Ibu bangga lho kamu semakin rajin.” Hal-hal kecil ini bisa membuat mereka merasa lebih dihargai dan nggak merasa sendirian.
—
5. Siapkan Peran di Rumah yang Menunggu Mereka
Biar mereka merasa tetap penting di rumah, beri tahu kalau ada hal-hal di rumah yang menunggu kepulangan mereka. Misalnya, “Nanti pas libur, Ayah tunggu Kakak untuk memimpin doa keluarga ya.” Dengan begitu, mereka merasa tetap punya peran dan nggak merasa terpisah dari keluarga.
—
6. Beri Pemahaman tentang Tujuan di Pondok
Sesekali, sambil ngobrol santai, kita bisa bahas tujuan besar dari mondok. Bukan dengan paksaan, tapi sekadar cerita bahwa bekal ilmu agama itu penting buat masa depan. “Di pondok, kamu akan belajar banyak yang bakal berguna nanti. Ayah dan Ibu percaya kamu bisa beradaptasi kok.” Tanpa disadari, hal ini membantu mereka melihat manfaat jangka panjang.
—
7. Kerja Sama dengan Pembimbing di Pondok
Nggak ada salahnya juga kita bicara dengan pembimbing anak di pondok. Sampaikan kekhawatiran kita dan minta mereka memberi perhatian lebih kalau memang anak butuh waktu untuk beradaptasi. Dengan kerja sama ini, kita jadi lebih tenang dan anak pun merasa lebih didukung.
—
8. Sambut Mereka di Rumah dengan Perhatian Kecil
Setiap kali anak pulang, sambut dengan hal-hal kecil yang menunjukkan bahwa mereka dirindukan. Bisa dengan masakan kesukaan atau cerita kecil tentang kehidupan keluarga selama mereka di pondok. Misalnya, “Ibu buat makanan favoritmu, karena tahu Kakak pasti kangen.” Anak jadi merasa kehadirannya dinantikan.
—
9. Cerita Inspiratif tentang Tokoh yang Sukses dari Pesantren
Beri mereka inspirasi tentang tokoh-tokoh yang dulu belajar di pesantren dan sukses. Bukan untuk menekan, tapi sekadar memberikan pandangan positif. Cerita seperti ini bisa jadi motivasi tanpa kesan memaksa, bahwa jalan mereka di pondok adalah perjalanan berharga.
—
Semua cara ini bukan soal memaksa anak untuk bertahan, tapi memberikan dukungan yang tulus, sehingga mereka merasa nyaman menjalani proses adaptasi di pondok. Harapannya, anak-anak kita jadi lebih tenang, percaya diri, dan tetap merasa dekat dengan keluarga meski jaraknya jauh.
Sebagai orang tua, mendampingi mereka melewati ini semua adalah bentuk kasih sayang kita, biar mereka tahu kalau mereka selalu dinanti di rumah, nggak peduli sejauh apapun mereka sekarang.