Pasangkayu – Dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-102, Pengurus Cabang NU Kabupaten Pasangkayu menggelar Pengajian Akbar di Pondok Pesantren Al Hikmah, Desa Karave, Kecamatan Bulu Taba, pada Ahad (19/1/2024). Acara ini juga dirangkaikan dengan kegiatan istighosah yang menjadi rutinitas warga NU Dan di kabupaten Pasangkayu, Dengan mengusung tema “Bersama Umat Indonesia Maslahat”, acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari berbagai kalangan.
Hadir dalam kegiatan ini, Dr KH Adnan Nota, Ketua PWNU Sulawesi Barat sekaligus Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, yang menyampaikan pentingnya peran NU dalam menjaga keutuhan bangsa. H Haerul Musa, Ketua Tanfidziyah NU Pasangkayu, bersama pimpinan pondok pesantren se-Pasangkayu, turut memberikan apresiasi terhadap kontribusi NU selama 102 tahun mengawal umat dan bangsa. Turut hadir Wakil Bupati Pasangkayu, Dr Hj Herny Agus, yang menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan ulama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Kehadiran Kakankemenag Pasangkayu, Ketua Muslimat NU Pasangkayu, serta para Kepala KUA dan Camat se-Babula (Baras, Bulutaba, Lariang) menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting dalam mempererat tali silaturahmi antara ulama, pemerintah, dan masyarakat. Kepala desa se-Babula juga turut ambil bagian, menunjukkan sinergi yang erat antara NU dan pemerintahan setempat
Kegiatan ini dirangkaikan dengan Istighosah PCNU Kabupaten Pasangkayu, Maulid Nabi, serta Haul Pondok Pesantren Al-Hikmah ke-28. Acara yang sarat makna ini tidak hanya mempertegas komitmen NU dalam mendampingi umat, tetapi juga sebagai wujud syukur atas perjalanan panjang NU dalam memberikan manfaat bagi Indonesia.
Sinergi antara pemerintah dan ulama merupakan kunci dalam mewujudkan masyarakat yang damai dan sejahtera. Ulama sebagai pemimpin spiritual dan moral memiliki peran strategis dalam membimbing umat, sementara pemerintah berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan rakyat. Kolaborasi ini sangat penting untuk memperkuat harmoni sosial dan mempercepat pembangunan yang berkeadilan.
Dengan tema “Bersama Umat Indonesia Maslahat”, NU menegaskan kembali perannya sebagai organisasi keagamaan yang senantiasa hadir untuk maslahat umat dan bangsa. Dalam usianya yang ke-102 tahun, NU terus berkomitmen menjaga kerukunan, perdamaian, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sebagaimana yang telah diwariskan oleh para pendiri NU sejak 1926.
Acara ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dan gotong royong dalam menghadapi tantangan zaman, serta terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa yang berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.