Kalian pasti udah enggak asing sama kegiatan muhadharah di pesantren, kan? Itu lho, acara rutin yang sering banget jadi ajang santri buat latihan ngomong di depan umum. Kalau diartiin, muhadharah itu sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang artinya “berpidato” atau “berbicara.” Tapi di dunia pesantren, ini bukan sekadar latihan ngomong biasa. Ini lebih ke wadah buat santri belajar jadi percaya diri, berbicara dengan terstruktur, dan tentunya punya gaya yang bikin orang lain terinspirasi.
Biasanya, muhadharah itu dikemas kayak acara resmi. Ada pembawa acara (MC), qari yang baca Al-Qur’an, santri yang maju pidato, terus ditutup dengan doa. Walaupun kesannya formal, suasananya tetap santai kok. Yang menarik, acara ini enggak cuma buat yang udah jago pidato, tapi juga jadi kesempatan buat santri yang masih malu-malu buat coba tampil. Nah, sering banget nih santri yang awalnya takut ngomong di depan orang jadi berani gara-gara ngeliat temennya tampil keren di muhadharah.
Kenapa Public Speaking Penting Buat Santri?
Jadi gini, kemampuan ngomong di depan umum alias public speaking itu bisa dibilang salah satu skill paling penting yang harus dimiliki. Enggak cuma buat di pesantren, tapi ini bakal kepake banget di masa depan, apa pun bidangnya. Berikut alasannya:
Buat Berdakwah yang Keren dan Menyentuh
Santri kan identik sama dakwah. Nah, public speaking ini adalah modal utama buat kalian menyampaikan pesan-pesan Islam yang menarik dan enggak ngebosenin. Dakwah itu bukan cuma soal materi, tapi gimana cara kalian menyampaikan pesannya. Kalau ngomongnya terstruktur, penuh semangat, dan pakai cerita yang relatable, orang-orang pasti lebih nyantol.
Contoh Kasus:
Misalnya, kalian diminta ceramah pas bulan Ramadan di masjid desa. Jamaahnya beragam banget—ada anak kecil, remaja, sampai orang tua. Kalau kalian udah jago public speaking, ceramahnya bakal gampang dipahami semua kalangan. Tapi kalau ngomongnya monoton atau kelihatan gugup, bisa-bisa jamaahnya malah sibuk main HP.
